Hampir Tidak Percaya Inilah Design Masjid Unik di Dunia yang terbuat dari Lumpur

Banyak masjid yang memiliki arsitektur unik dan menakjubkan. Bahkan tak sedikit pelancong yang sengaja melakukan perjalanan ke sebuah daerah atau negara, hanya untuk merasakan langsung keteduhan hati saat beribadah di masjid unik tersebut.

Siapa yang menduga jika Kota Djenne yang berada di Mali, Afrika Barat, menyimpan keajaiban dalam bentuk sebuah masjid. Sebagai contohnya Masjid Djenne yang memiliki struktur bangunan unik terbuat dari lumpur. Adapun lumpur yang digunakan untuk masjid ini tidaklah sembarangan. Sebelumnya, bata lumpur yang dikenal dengan ferey dikeringkan terlebih dahulu menggunakan panas matahari.

1. Masjid Sankore, Timbuktu


Masjid Sankore ini terletak di Negara Mali, tepatnya di kota Timbuktu. Masjid ini dibangun pada awal abad 15 M pada akhir kejayaan Kerajaan Mali. Di masjid ini dulunya sebagai pusat pengajaran ilmu agama di Timbuktu. Bentuknya yang unik membuat masjid ini terkenal di seluruh dunia. Masjid Sankore dibangun pada akhir kejayaan Mali, pada abad 15 Masehi.

Sejarah menyebutkan, Masjid Sankore ini merupakan pusat pengajaran dan pengkajian ilmu agama. Bentuknya yang menyerupai istana pasir menjadikannya terkenal di seluruh dunia. Masjid Sankore merupakan satu dari tiga masjid pusat pembelajaran kuno di Timbuktu. Dua masjid lainnya adalah Masjid Sidi Yahya dan Masjid Djinguereber, yang juga tersohor di Timbuktu.

Di awal pembangunannya, kekaisaran Mali mendapat kontrol langsung atas Kota Timbuktu. Tahun 1324 di masa pemerintahan Kaisar Mansa Musa Kankou, Masjid Sankore dirancang menjadi masjid agung pertama kemudian disusul pembangunan Masjid Djinguereber tiga tahun berikutnya. Peletakkan batu pertama diawali oleh perintah hakim ketua kota, Al-Qadi Aqib bin Mahmud bin Umar.

Pada awalnya, Sankore hanya digunakan sebagai masjid. Namun seorang wanita lokal, Madinka, dengan kekayaannya mengubah Sankore menjadi lembaga pengajaran kelas dunia dengan profesor yang setara dengan di luar Afrika. Masjid yang saat ini sudah menjadi pusat pendidikan kelas dunia itu dirancang sedemikian rupa, sehingga dimensi bangunan tepat menghadap ke Ka’bah di Makkah.
enghadap ke Ka’bah di Makkah.

2. Masjid Agung Bobo Dioulasso, Burkina Faso


Republik Burkina Faso salah satu Negara Afrika yang benar-benar tidak familiar bagi telinga kebanyakan orang Indonesia. Negeri ini memang berada begitu jauh dari Indonesia, di Afrika Barat. Nama ibukota Negara ini pun benar-benar terasa aneh di telinga orang Indonesia, Kota Ouagadogou. Di kota Bobo Dioulasso, kota terbesar kedua di Burkina Faso setelah kota Ouagadogou terdapat sebuah Masjid Tua yang dibangun dari lumpur khas Afrika, menjadikan Burkina Faso sebagai salah satu Negara Afrika yang memiliki masjid tua.

Kota Bobo Dioulasso ini berjarak 360 km dari kota Ouagadogou. Masjid Tua Bobo Dioulasso atau dalam bahasa Prancisnya disebut grande mosquée de Dioulassoba atau Masjid Agung Dioulasso, adalah masjid kuno yang bercirikan arsitektur Banco Sudaness. Merupakan warisan dari abad ke 19. Balok-balok kayu masih menjadi andalan untuk membangun masjid di kawasan utara Burkina Faso hingga wilayah selatan Mali dan Nigeria hingga ke Bani, Bankas atau Djene di Republik Mali.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa masjid ini dibangun pada tahun 1880 namun sumber yang lain menyebutkan dibangun pada tahun 1893. Disebutkan juga bahwa masjid ini dibangun tidak saja oleh umat islam tapi dibantu oleh berbagai umat yang ada di kota tersebut. Masjid ini dibangun dengan gaya Sahel lengkap dengan dua menaranya masing-masing di sisi mihrab dan pintu masuk utama.

Seperti bangunan Masjid Unik Terbuat Dari Lumpur Afrika Barat lainnya, masjid agung Bobo Doulasso juga dilengkapi dengan potongan kayu yang menyembul keluar dari dinding lumpur yang selain berfungsi sebagai penguat bangunan dan juga sebagai tangga naik dan turun bagi para pekerja yang memperbaiki masjid ini dari kerusakan akibat gerusan hujan sepanjang tahun.

3. Masjid Sidi Yahya, Timbuktu


Sidi Yahya adalah masjid dan madrasah di Timbuktu di negara Afrika Barat Mali yang selesai konstruksi tahun 1440. Sidi Yahya bersama dengan Djinguereber dan Sankore menyusun “Universitas” Timbuktu. Sidi Yahya adalah nama untuk pertama imam dan kepala profesor nya Sidi Yahya (juga disebut Sidi Yahya Tadelsi atau Sidi Yahya Al Andalusi).

Masjid ini terletak di sebelah selatan Masjid Sankore yang lebih terkenal. Pembangunan Masjid Sidi Yahya dimulai pada tahun 1400 oleh Sheikh El-Mokhtar Hamalla dengan harapan orang suci yang besar. Butuh waktu 40 tahun untuk menyelesaikannya. Pada 1441 Mohamed Naddah, gubernur kota Timbuktu, menunjuk Sidi Yahya sebagai imam pertama.

Hal ini menandai awal dari masjid sebagai madrasah dan pusat besar pembelajaran islam disana. Masjid Sidi Yahia terletak di sebelah selatan Sankore, di kota Timbuktu. Masjid ini dipercaya dibangun pada abad 15 oleh Marabout El Sheikh Moktar Hamalla, yang kemudian direnovasi kembali pada tahun 1577-1578 oleh Imam Al Aqib.

Banyak penduduk yang mengeramatkan dan menganggap masjid ini suci dikarenakan terdapat makam tokoh setempat di dalamnya. Namun, Juli lalu kelompok militan Islam menghancurkan sebagian bangunan masjid yang ditengarai sebagai sumber kesyirikan. Wallahu a’lam.

4. Masjid Raya Djenné, Afrika Barat


Masjid Raya Djenné adalah bangunan dari lumpur terbesar di dunia dan dianggap oleh banyak arsitek sebagai gaya arsitektur Sudano-Sahelian terbaik. Masjid ini terletak di kota Djenné, Mali, di dekat Sungai Bani. Terletak di kota Djenne, Republik Mali di Afrika Barat, yang merupakan bagian koloni Perancis. Masjid pertama di tempat ini dibangun pada abad ke-13 kemudian dibangun kembali selama 3 tahun (1906 – 1909) dengan bantuan pemerintah Perancis.

Ismaila Traore adalah desainer masjid lumpur terbesar dunia ini. Ismaila merupakah seorang muslim, arsitek dan juga koki. Dalam membangun masjid ini, sang arsitek menggunakan bahan-bahan tradisional seperti batang dan cabang pohon yang diaduk bersamaan bata lumpur kering dan juga tanah liat. Dinding Masjid yang dibangun di atas tanah seluas 5.625 meter persegi ini terbuat dari bata lumpur yang dijemur di bawah matahari (disebut ferey) sedang bagian luarnya diplester dengan lumpur yang lembut.

Ketebalan dinding antara 41 cm dan 61 cm, bervariasi sesuai ketinggian tembok, yaitu bagian lebih tinggi dibangun lebih tebal karena dasar harus cukup lebar untuk mendukung berat. Beberapa batang pohon kelapa dimasukkan dalam tembok bangunan untuk mengurangi proses peretakan akibat kelembaban dan suhu. Menggunakan lumpur sebagai bahan baku pembangunan jelas mendatangkan kelebihan dan juga kekurangan.

Masjid Agung Djenne memang dinilai sangat unik, namun juga selalu berubah-ubah. Karena terbuat dari lumpur, maka masalah terbesar adalah cuaca dan iklim. Cuaca dan iklim di Mali yang ekstrim melibatkan panas yang berkepanjangan, tingkat kelembaban tinggi dan juga erosi. Akibatnya, bangunan Masjid Agung sering mengalami distorsi. Para sejarahwan menilai jika secara keseluruhan desain dari masjid ini kebanyakan dipengaruhi oleh gaya desain Sudan.

Keren kan sobat nyatatapigakaneh.com ulasan tentang Design Unik Masjid di Dunia ini. Tidak harus mewah dan banyak ornamen, tapi dengan design yang sederhana saja bisa membuat kalian betah dan bangga juga kan.

sumber : nyatatapigakaneh
Load disqus comments

0 comments