Menjelang Lebaran, terdapat satu momen yang ditunggu-tunggu oleh setiap karyawan yaitu pemberian Tunjangan Hari Raya atau THR! Apakah anda sudah menyiapkan perencanaan yang matang?
Mengingat walaupun konsumsi makanan dan minuman sepertinya berkurang drastis pada saat Ramadan, namun, pengeluaran yang tercatat pada akhir periode biasanya akan terlihat lebih besar dibandingkan bulan-bulan lainnya.
Maka dari itu, sayangnya, tak sedikit karyawan yang kurang pandai mengelola uang THR-nya. Alhasil, mereka mengeluh bahwa uang THR tidaklah cukup untuk menutupi kebutuhan.
Mungkin bukannya tidak cukup, tetapi Anda memakainya untuk 5 hal sia-sia berikut ini seperti dikutip dari Swara Tunaiku:
Rasanya tidak akan pernah habis lho kalau ingin mengikuti tren gadget. Dan hal ini terasa makin sulit bagi Anda yang sudah memasukkan gonta-ganti gadget dalam gaya hidup. Hidup belum lengkap jika belum membeli gadget terbaru. Tak mau dong ketinggalan tren.Ingat bahwa setiap saat selalu ada gadget yang diluncurkan. Jika uang THR dipakai untuk memperbarui gadget, bagaimana dengan kebutuhan lainnya? Dengan memahami hal ini Anda bisa lebih hati-hati dalam menggunakan uang THR.
Banyak cara untuk berbagi rejeki, salah satunya adalah dengan mentraktir teman. Namun, ingatlah bahwa temanmu juga mendapatkan jatah THR lho. Sehingga tak ada masalah jika tak mentraktir mereka. Alokasikan budget traktir teman untuk kebutuhan primer.
Merdeka.com - Meningkatnya godaan saat bulan puasa akan diiringi dengan meningkatnya pengeluaran. Sepertinya tidak lucu jika uang THR habis untuk memenuhi kebutuhan makan selama puasa.
Ada baiknya Anda menghindari kebiasaan makan di luar karena bisa membuat THR-mu berkurang. Terlalu lapar mata bisa menyebabkan membeli makanan terlalu banyak. Jadi boros deh karena sering buka puasa di luar.
Sebuah tantangan besar bagi pemilik kartu kredit adalah untuk menahan diri agar tak belanja berlebihan. Apalagi kemudahan pembayaran yang ditawarkan kartu kredit membuat siapa saja tergiur.
Jika tak hati-hati, bisa saja uang THR beralih menjadi uang untuk menutup pembayaran kartu kredit.
Tampil percaya diri dengan baju baru sudah menjadi ciri khas Lebaran. Sehingga saat banyak diskon di pusat perbelanjaan, Anda pun mudah tergoda! Ingat, Anda harus memenuhi kebutuhan, bukan memenuhi keinginan.
Ternyata inilah 5 hal sia-sia yang bisa menyebabkan uang THR-mu ludes. Selalu berpikir berkali-kali deh sebelum membelanjakan uang THR-mu.
Mengingat walaupun konsumsi makanan dan minuman sepertinya berkurang drastis pada saat Ramadan, namun, pengeluaran yang tercatat pada akhir periode biasanya akan terlihat lebih besar dibandingkan bulan-bulan lainnya.
Maka dari itu, sayangnya, tak sedikit karyawan yang kurang pandai mengelola uang THR-nya. Alhasil, mereka mengeluh bahwa uang THR tidaklah cukup untuk menutupi kebutuhan.
Mungkin bukannya tidak cukup, tetapi Anda memakainya untuk 5 hal sia-sia berikut ini seperti dikutip dari Swara Tunaiku:
1. Gonta-ganti gadget
2. Terlalu sering traktir teman
3. Keseringan bukber di luar
Ada baiknya Anda menghindari kebiasaan makan di luar karena bisa membuat THR-mu berkurang. Terlalu lapar mata bisa menyebabkan membeli makanan terlalu banyak. Jadi boros deh karena sering buka puasa di luar.
4. Belanja dengan kartu kredit
Jika tak hati-hati, bisa saja uang THR beralih menjadi uang untuk menutup pembayaran kartu kredit.
5. Tergoda diskon
Ternyata inilah 5 hal sia-sia yang bisa menyebabkan uang THR-mu ludes. Selalu berpikir berkali-kali deh sebelum membelanjakan uang THR-mu.
There are about 200,000 new claims in each year in the Texas workers’ compensation system, representing about 2 percent of covered Texas employees. About 40 percent of those new claims involve claimants who have had at least one previous work injury, according to a report released in May by the Texas Department of Insurance, Division of Workers’ Compensation.
The Division’s Research and Evaluation Group (REG) looked at characteristics of injured employees who had single injuries and compared them to those who had multiple injuries. Findings of the report, Injured Employees with Multiple Injuries and Claims in the Texas Workers’ Compensation System, include:
About 40 percent of new claims between 2006-2012, were claims by individuals who had at least one previous injury and claim.
Reinjury rates were slightly higher among males and younger employees.
The reinjury rate was significantly higher among those in public administration and health care industries.
Among the new claims without a past injury, about 30 percent of them would have a second injury in 10 years.
Considering all available medical and claims data from 1998 to 2017, 53 percent of all claims and 51 percent of medical costs were associated with multiple injuries.
Medical and income benefit costs associated with the first injury of multiple injury cases were significantly lower than the similar costs of single injury employees.
Sum costs of first and second injuries for multiple injury employees were significantly higher than those of the single injury cases.
After the pharmacy closed formulary, the usage of status “N” drugs decreased significantly among both single injury and multiple injury claims.
Comparing first injuries, utilization of central nervous systems (CNS) drugs and opioids was slightly higher among single injury claims than multiple injury claims, in part because single injury claims were more likely to have severe injuries. Utilization of NSAIDs and musculoskeletal drugs was higher among multiple injury claims.
The report uses medical billing and claims data from Injury Year 1998 to 2017. Injured employees were grouped into a control group with a single injury and a case group with a second injury within four years of the first injury. Reinjury rates were calculated within this case-control study model, and for a set of factors, relative odds of having a second injury were estimated using logistic regression.
The report concludes that currently available data show that multiple injuries are quite common and costly, and that many injured employees suffer from repeated injuries. Further research should assess whether and how repeated injuries could be reduced, the report states.
0 comments