Ini adalah sebuah kisah dari Kalimantan Tengah. Diceritakan jaman
dahulu, Seorang nenek dari suku Dayak menemukan seekor ular sebesar jari
kelingking, singat cerita kemudian beliau bawa ular tersebut kerumah beliau,
layaknya dierlakukan seperti manusia, ular tersebut di kasih makan dan di
ijinkan tinggal di rumah nenek tersebut.
Setelah beberapa tahun lamanya ular yang hidup di rumah
nenek tersebut kian hari tumbuh kian besar, nenek tersebut pun mulai
kebingungan, karna bahkan baskom pun sudah tidak muat lagi untuk menampung ular
tersebut. Akhirnya nenek tersebutpun dengan berat hati berkata “wahai engkau
sang ular, aku sudah tidak berdaya lagi menampung engkau tinggal disini, karna
tubuh mu kian hari kian membesar, dan engkau pun mungkin mengerti dengan
keadaan ku yang semakin tua ini”. Akhirnya di lepas lah oleh beliau ular
tersebut di sebuah sungai terdekat dengan rumah nenek tersebut.
Hari kian berganti bulan, bulan berganti tahun. Lama kelamaan,
Sampailah pada suatu ketika tanpa disengaja, ketika nenek berjalan di pinggir
sungai beliau bertemu ular yang begitu besar, tanpa rasa takut dengan insting
kasih sayang dian miliki, akhirnya dia menyadari bahwa ular tersebut adalah
ular yang pernah dia pelihara dirumah beliau.
Nenek pun bingung apa gerangan maksud dari kedatangan ular
tersebut sehingga menampakan diri di hadapan beliau, kemudian ular tersebut
memuntahkan sbuah benda sebesar bantal guling dihadapan nenek tersebut, nenek
tersebut kagum melihat benda tesebut adalah sebuah emas batangan sebesar bantal
guling. Setelah itu ular itu pun meninggalkan nenek tersebut kembali kesugai,
dan nenek tersebut dengan perasaan yang masih campur aduk membawa pulang emas
yang baru didapat beliau dari ular tersebut.
Singkat cerita salah seorang anak dari nenek tersebut mengetahui
keberadaan emas tersebut, dia adalah anak yang pemalas dan nakal. Anak tersebut
hanya bergantung pada emas tersebut menjadikan dia malas untuk bekerja. Ketika dia
memerlukan uang dia ambil sedikit demi sedikit emas tersebut sepotong demi
sepotong. Lama kelamaan nenek itu pun mulai geram, beliau berfikir jika begini
terus anak itu akan menjadi anak yang malas selamanya dan mungkin anak dan cucu-cucu
beliau yang lain tidak akan merasakan harta warisan beliau kelak.
Maka Nenek pun berinisiatif untuk mengubur emas itu, tanpa
sepengetahuan anak-anak beliau, beliau bawa emas tersebut ketepi sungai dimana
ketika beliau bertemu dengan ular waktu dulu, kemudian dia gali lubang dan
beliau kubur emas tersebut, setelah itu dia berpesan kepada ular tersebut untuk
menjaga emas tersebut agar tidak bisa ditemukan dari orang-orang yang tidak
beliau kehendaki. Lalu beliau tutup kembali lubang tersebut dan beliau kasih
tanda sebuah pohon keminting diatas nya.
Hikmah yang dapat kita petik:
- Teruslah berbuat baik kepada sesama mahluk Tuhan, terlebih kepada sesame manusia, jangan memandang siapa dia, ingat kebaikan pasti akan dibalas dengan kebaikan, jika bukan manusia yang membalas maka tuhan akan membalasnya.
- Harta tidak selamanya mendatangkan kebaikan, harta bisa saja mendatangkan kerugian bahkan bencana. tidak sedikit orang celaka hanya karena harta yang dia miliki.
0 comments